Isi Kandungan Surat An-Nahl ayat 125, Surat As-Syu'ara ayat 214-216, dan Surat Al-Hijr ayat 94-96
Isi kandungan surat an-nahl ayat 125 tentang kewajiban berdakwah
ادع الٰى سبيل ربّك بالحكمة والموعظة الحسنة وجدلهم بالّتي هي احسن انّ ربّك هو اعلم بمن ضلّ عن سبيله وهو اعلم بالمهتدين
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
Isi kandungan
Surat An-Nahl ayat 125 merupakan sebuah ayat yang menegaskan tentang kewajiban umat Islam untuk berdakwah kepada manusia secara umum. Allah SWT berfirman, "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dia-lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk."
Dalam ayat ini, Allah memerintahkan umat Islam untuk menyampaikan risalah-Nya kepada seluruh manusia dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Dakwah harus dilakukan dengan cara yang penuh kebijaksanaan, sopan santun, dan ilmiah, bukan dengan kekerasan atau tindakan yang merugikan. Tujuan dari dakwah adalah untuk membawa manusia kepada jalan yang benar, yakni jalan yang telah ditetapkan oleh Allah.
Bentuk dakwah yang disebutkan dalam ayat ini tidak hanya sebatas ucapan, tetapi juga melibatkan perilaku dan contoh yang baik dari umat Islam. Dakwah harus didasarkan pada kebenaran, kebijaksanaan, dan kebaikan agar dapat diterima oleh orang lain. Oleh karena itu, penting bagi umat Islam untuk menjaga akhlak dan perilaku mereka agar dapat menjadi teladan yang baik bagi orang lain.
Allah juga menekankan bahwa Dia-lah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dan siapa yang mendapat petunjuk. Ini mengingatkan umat Islam bahwa hasil dari dakwah tidak selalu tergantung pada usaha manusia semata, tetapi juga merupakan bagian dari kehendak dan takdir Allah SWT. Oleh karena itu, umat Islam harus tetap bersabar dan konsisten dalam berdakwah, sambil selalu mengandalkan pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT.
Dengan demikian, Surat An-Nahl ayat 125 menggarisbawahi pentingnya kewajiban berdakwah bagi umat Islam dan menegaskan bahwa dakwah harus dilakukan dengan cara yang baik, penuh hikmah, dan pelajaran yang baik. Dakwah bukan hanya sebatas ucapan, tetapi juga melibatkan perilaku dan contoh yang baik, serta bergantung pada pertolongan dan petunjuk dari Allah SWT.
Isi kandungan surat as-syu'ara ayat 214-216 tentang fase dakwah secara sembunyi-sembunyi
وانذر عشيرتك الاقربين. واخفض جناحك لمن اتّبعك من المؤمنين. فان عصوك فقل انّي بريٓء مّمّا تعملون
"Dan berilah peringatan kepada kerabat kerabatmu (Muhammad) yang terdekat. Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang beriman yang mengikutimu. Kemudian jika mereka mendurhakaimu maka katakanlah (Muhammad), 'sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan'".
Isi kandungan
Ayat 214-216 dari surat Asy-Syu'ara' dalam Al-Qur'an menggambarkan fase awal dakwah Nabi Muhammad secara sembunyi-sembunyi. Pada awalnya, Nabi Muhammad diamanahkan oleh Allah untuk menyebarkan risalah Islam secara rahasia karena keadaan sosial dan politik yang tidak ramah terhadap ajaran baru tersebut. Meskipun demikian, dakwah ini tetap dilakukan dengan penuh kesabaran dan kehati-hatian.
Pada tahap awal dakwah, Nabi Muhammad dan para pengikutnya melakukan upaya-upaya yang bersifat subtil dan terbatas dalam menyebarkan ajaran Islam. Dia melakukan dakwah secara diam-diam, berbicara kepada keluarga dan kerabat-kerabatnya, dan menyampaikan kepada  mereka untuk menyebarkan pesan Islam secara bertahap dan hati-hati.
Meskipun dakwah ini dilakukan dengan hati-hati, Nabi Muhammad tetap menghadapi banyak tantangan dan rintangan dari pihak musuh. Para pemimpin Quraisy dan pendukung mereka mempermasalahkan ajaran baru ini dan berusaha menghentikan penyebarannya. Namun, Nabi Muhammad dan para sahabatnya tetap teguh dalam menyebarkan pesan Islam, meskipun dalam kondisi yang sulit dan penuh tekanan.
Dakwah secara sembunyi-sembunyi ini juga menunjukkan kesabaran dan keteguhan hati Nabi Muhammad dalam menghadapi kesulitan. Meskipun terus-menerus dihadapkan pada ancaman dan penindasan, beliau tetap bertekad untuk menyebarkan ajaran Islam tanpa memedulikan risiko dan bahaya yang mengintai.
Secara keseluruhan, fase dakwah secara sembunyi-sembunyi ini menjadi landasan bagi perkembangan awal Islam. Meskipun dilakukan dengan cara yang hati-hati dan tersembunyi, dakwah ini menjadi fondasi bagi penyebaran Islam yang lebih luas dan berkembang pesat di kemudian hari.
Isi kandungan surat al-hijr ayat 94-96 tentang dakwah secara terang-terangan
فصدع بما تؤمر واعرض عن المشركين. انّا كفيناك المستهزئين. الّذين يجعلون مع اللّٰه الها اخر فسوف يعلمون
"Maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik. Sesungguhnya kami memelihara engkau (Muhammad) dari (kejahatan) orang yang memperolok-olokkan (engkau), (yaitu) orang yang menganggap adanya Tuhan selain Allah; mereka kelak akan mengetahui (akibatnya)"
Isi kandungan
Surat Al-Hijr ayat 94-96 menggambarkan bagaimana Nabi Muhammad menyampaikan dakwahnya secara terang-terangan kepada kaumnya. Dalam ayat tersebut, Allah menyuruh Nabi Muhammad untuk menyampaikan risalahnya dengan jelas kepada manusia, tanpa takut kepada siapapun. Ini mencerminkan pentingnya keberanian dan keteguhan hati dalam menyampaikan pesan agama.
Nabi Muhammad ditugaskan untuk menyampaikan pesan Allah dengan tegas dan jelas kepada kaumnya, meskipun mereka mungkin menolaknya atau bahkan menentangnya. Ini menunjukkan ketegasan dan keberanian Nabi Muhammad dalam mengemban misi kenabian, bahkan dihadapkan pada tantangan dan penolakan dari masyarakatnya.
Ayat-ayat ini juga menegaskan bahwa tanggung jawab Nabi Muhammad adalah hanya menyampaikan pesan Allah dengan jelas dan tidak ada yang lebih. Tugasnya adalah memberikan nasihat dan peringatan kepada kaumnya, sementara hasilnya sepenuhnya bergantung pada Allah. Ini menunjukkan bahwa Nabi Muhammad tidak bertanggung jawab atas penerimaan atau penolakan pesannya oleh kaumnya.
Dakwah Nabi Muhammad yang terang-terangan ini juga menekankan pentingnya kejujuran, kejujuran, dan ketulusan dalam menyampaikan pesan agama. Meskipun Nabi Muhammad menyadari bahwa reaksi kaumnya mungkin negatif, dia tetap teguh dalam menyampaikan pesan Allah dengan tulus dan jujur, tanpa menyembunyikan atau merubahnya.
Dalam konteks yang lebih luas, ayat-ayat ini memberikan pelajaran tentang pentingnya keberanian, keteguhan hati, dan kejujuran dalam menyampaikan nilai-nilai agama kepada masyarakat. Dakwah Nabi Muhammad yang terang-terangan menjadi contoh bagi umat Islam dalam mengemban misi menyebarkan ajaran Islam dengan tegas dan jujur, tanpa takut kepada siapapun.
Comments
Post a Comment